Demam pada Anak
Jangan Anggap Sepele Bila Anak Demam.
Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap remeh bila anaknya terkena demam, terutama bila terjadi pada masa balita. Anggapan umum para orang tua tersebut antara lain adalah :
– anak demam karena akan menjadi lebih pintar.
– akan bisa jalan.
– akan tumbuh gigi.
– dan perkembangan lainnya yang biasanya dialami anak.
Disisi lain, ada pula yang cukup peduli dengan datangnya demam yang dialami oleh anaknya itu, tetapi harus menunggu dulu sampai 3×24 jam untuk melihat gejalanya dulu. Jika demam tidak turun-turun, barulah diputuskan untuk membewa anak ke Dokter. Sayangnya, pilihan Dokterpun seringkali salah karena banyak yang membawa anaknya ke Dokter Umum dan bukannya ke Dokter Spesialis Anak. Padahal anak-anak usia Balita harus memerlukan penanganan khusus, yaitu oleh Dokter Spesialis Anak.
Inilah yang harus disosialisasikan kepada orangtua yang baru mempunyai anak. Terlebih jika demam yang diderita anak itu berkepanjangan. Dan sehubungan dengang demam tersebut, anak bisa saja mengalami penyakit-penyakit yang akrab dengan anak-anak. Seperti demam berdarah dengue (DBD), flu burung. HIV, radang pernafasan, dan penyakit-penyakit anak lainnya.
Ada persepsi salah dimasyarakat yang perlu dibetulkan dalam kasus DBD ini. Bahwa DBD itu nantinya akan mengakibatkan anak kekurangan cairan. Jadi, bukan karena trombositnya yang bermasalah. Akan semakin jelas terlihat apakah anak mengalami DBD atau tidak setelah 5 hari kemudian. pada saat itu anak akan malas makan, mual, demam tinggi, dan rewel. Jika berkepanjangan, si anak akan mengalami shock, dan bisa mengalami pendarahan. Inilah masa krisis dalam DBD yang perlu mendapatkan perhatian.
Sumber : dr. H. Hindra Irawan Satari, Sp.A (K)
Alat Fitness Jakarta 
Tinggalkan komentar